Sebuah Pengkhianatan Terhadap Nusantara
Nusantara, maafkan aku..
Tidak lagi kuabdikan sepenuhnya pikiranku untukmu.
Tak lagi utuh jiwaku kupersembahkan untukmu..
Tak kan pernah lagi raga ini kuizinkan mengabdi penuh kepadamu..
Nusantara, izinkan aku..
Untuk sejenak berhenti memikirkanmu..
Melupakan tugas-tugasku mengobati lukamu
Atau mencoba menutup mata akan realita tentangmu..
Wahai nusantara…
Izinkan aku berdosa padamu
Karena pengkhianatanku sebagai perempuan yang mencintai dan mendamba lelakiku
Dalam terampasnya ragaku untuk memeluk dirinya
Dalam pikiranku yang penuh tentangnya
Dan jiwaku yang setengah kuberikan untuknya…
Nusantaraku… izinkan aku berbagi cinta…
Nusantaraku… izinkan aku mengkhianatimu…
mana pernah dia merasa dikhianati?
keren… manusiawi banget…
Perasaan itu datangnya dari sesuatu yang beraga..
Jadi,,, gw yg merasa mengkhianati,, Nusantara mana puny raga toh??
Anyway.. puisi ini menceritakan tentang seorang perempuan yang mencitai seorang lelaki dan dia mempunyai konflik battin karena harus membagi pikiran dan waktunya terhadap laki2 tersebut dan Nusantaranya. Terkadang perempuan tersebut merasa berdosa dan mengkhianati Nusantaranya ketika sedang berbagi waktu dengan lelakinya.
Konflik batin itu semakin panjang ketika ia bertanya dalam dirinya “Siapakah yang akan ia diselamatkan dari kehancuran jika kuasa ada di tangannya? Apakah lelakinya atau Nusantaranya?”. Perempuan tersebut terhentak ketika mengetahui jawabannya adalah …….. LELEKINYA…