Kepemimpinan Seorang Perempuan

bachelet_narrowweb__300x4240.jpgjosephine.jpgl196803330180.jpgleh1.jpglt-gov-lawton.jpgmx_150my_150.gif

Kenapa coba dari dulu perempuan selalu dirugaikan, selalu dianggap gak bisa menjadi manusia hebat yang bisa mengambil keputusan dan membawa solusi. Agama menentang kepemimpinan perempuan. Dan menurut aku hal ini sebenarnya dapat merugikan laki-laki juga, jika ada 2 calon pemimpin misalnya, yang perempuan jauh bisa memimpin dari yang laki-laki, tapi yang dipilih justru lak-laki karena dia laki-laki. Bukankah hal ini dapat merugikan laki-laki juga? Pemerintahan itu akan lebih baik jika dipegang kepemimpinannya oleh si wanita bukan? Dan bagaimana kaum laki-laki bisa lebih berkembang lagi jiwa kepemimpinannya jika ada perempuan yang lebih hebat tidk dapat dianggap saingan karena sudah pasti dikalahkan oeh kodratnya yang perempuan. Karena oleh persainganlah kemampuan akan berkembang cepat

Tekanan seperti itu juga berasal dari kaum perempuan juga. Entah karena iri terhadap kemampuan lainnya, iri karena keberanin perempuan lain yang bisa menentang paradigm masyarakat yang secara pribadi aku anggap salah dan barbar , atau karena terdoktrin bahwa memang perempuan tidak mempunyai kodrat kepemimpian bahkan terhadap dirinya sendiri.

Pernah ada seorang perempuan yang beriskusi dengan perempuan lainnya mengenai rencana perempuan 1 untuk menjadi seorang pemimpin pertama yang mengepalai sebuah organisasi yang anggotanya kebanyakan laji-laki . Permpuan 2 bertanya pada perempuan 1 sebaigai muslim tentang bagimana pertimbangannya tentang ketidakbolehan perempuan menjadi pemimpin dari segi religi ini. Dengan santai,perempuan 1menjawab pertanyaan perempuan2, “kan kepemimpinan demokrasi itu dipegang oleh rakyat, dan institusi ini kan masih kebanyakan laki-laki, jadi kesimpulannya….. kepemimpinan di dalam kemahasiswaan ini, baik bilamana pemimpinnya laki-laki atau perempuan akan dipimpin oleh laki-laki….KWAKWAKWAK……… AKHIRNYA perempuan 2 DIaM…..

Dan saya hanya tertawa saja mendengar percakapan mereka.

Jujur saja, saya tidak mempermasalahkan kepemimpinan perempuan…bukankah persaingan ini baik juga untuk kaum laki-laki?

Benar begitu mas-mas, om-om,bapak-bapak, tuan-tuan?

Takutkah kalian bersaing?